TABEL 1.1
PERBEDAAN AKSIOMA
ANTARA METODE PENELITIAN KUALITATIF KUANTITATIF DAN KOMBINASI
Aksioma
Dasar
|
Metode
Kuantitatif
|
Metode
Kualitatif
|
Metode
Kombinasi
|
Sifat
Realitas
|
Tunggal
diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur
|
Ganda,
holistik, dinamis, hasil konstruksi dan pemahaman
|
Ganda,
dapat diklasifikasikan, teramati dan hasil konstruksi makna
|
Hubungan
peneliti dengan yang diteliti
|
Indenpenden,
supaya terbangun obyektivitas
|
Interaktif
dengan sumber data supaya memperoleh makna
|
Indenpenden
dan interaktif dengan sumber data
|
Hubungan
variabel
|
Sebab
- akibat (kausal)
X - Y
|
Timbal
balik/ interaktif/
|
Sebab
akibat dan interaktif
|
Kemungkinan
generalisasi
|
Cenderung
membuat generalisasi
|
Transferability
(hanya mungkin dalam ikatan kontrks dan waktu)
|
Generalisasi
dan transferability
|
Peranan
nilai
|
Cenderung
bebas nilai
|
Terkait
nilai - nilai yang dibawa peneliti dan sumber data
|
Bebas
dan terikat nilai
|
Dalam penelitian
kualitatif yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme
atau paradigma interpretative, suatu realitas atau obyek tidak dapat dilihat
secara parsial dan dipecah kedalam beberapa variabel. Penelitian kualitatif
memandang obyek sebagai sesuatu yang utuh, dinamis, hasil konstruksi pemikiran
dan interpretasi terhadap gejala yang diamati, secara utuh (holistic) karena
setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Ibarat meneliti performance suatu mobil, peneliti kuantitatif dapat
meneliti mesinnya saja, atau bodinya saja, tetapi peneliti kualitatif akan meneliti
semua komponen dan hubungan satu dengan yang lain, serta kinerja pada saat
mobil dijalankan.
Realitas dalam
penelitian kualitatif tidak hanya tampak (teramati) tetapi sampai dibalik yang
tampak tersebut. Misalnya melihat ada orang yang sedang memancing, peneliti
kuantitatif akan menganggap bahwa mancing itu merupakan kegiatan mencari ikan,
sedangkan dalam penelitian kualitatif akan melihat yang lebih dalam mengapa ia
memancing. Ia memancing mungkin untuk menghilangkan stress, daripada
menganggur, atau mencari teman. Jadi realitas itu merupakan konstruksi atau
interpretasi dari pemahaman terhadap semua data yang tampak dilapangan.
Pandangan tentang
realitas dalam penelitian kombinasi (mixed methods) merupakan gabungan antara
filsafat positivisme dan postpositivisme, dan tergantung pada model desain atau
model penelitian kombinasinya. Bila penelitian kombinasi model sequential
explanatory, maka pandangan awal terhadap realitas bersifat positivistik dan
setelah itu postpositivistik. Bila penelitian kombinasi model sequential
exploratory, maka pandangan awal terhadap realitas bersifat postpositivistik
dan setelah itu positivistic. Bila penelitian kombinasi bersifat concurrent,
maka pandangan terhadap realitas menggunakan gabungan positivisme dan postpositivisme.
b.
Hubungan Peneliti dengan yang Diteliti
Dalam penelitian
kuantitatif, kebenaran itu diluar dirinya, sehingga hubungan antara peneliti
dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat indenpenden.
Dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data, maka peneliti
kuantitatif hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang
memberikan data. Dalam penelitian kuantitatif peneliti sebagai human instrument
dan dengan pengumpulan data participant observation (observasi berperan serta)
dan in depth interview (wawancara mendalam), maka peneliti harus berinteraksi
dengan sumber data. Dengan demikian peneliti kualitatif harus mengenal betul
orang yang memberikan data.
Dalam penelitian
kombinasi, hubungan antara peneliti dengan yang diteliti dapat indenpenden dan
interaktif.
c.
Hubungan antar Variabelp
Peneliti kuantitatif
dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebihbersifat
sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel
indenpenden dan dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari
seberapa besar pengaruh variabel indenpenden terhadap variabel dependen.
Contoh: pengaruh iklan terhadap nilai penjualan, artinya semakin banyak iklan
yang ditayangkan maka akan semakin banyak nilai penjualan. Iklan sebagai
variabel indenpenden (sebab) dan nilai penjualan sebagai variabel dependen
(akibat).
Dalam penelitian
kualitatif yang bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses, maka
penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar variabel pada obyek yang
diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi
(reciprocal/interaktif), sehingga tidak diketahui mana variabel indenpenden dan
dependennya. Contoh: hungan antara iklan dan nilai penjualan. Dalam hal ini
hubungannya interaktif, artinya makin banyak uang yang dikeluarkan untuk iklan
maka akan semakin banyak nilai penjualan, tetapi juga sebaliknya makin banyak
nilai penjualan maka alokasi dana untuk iklan juga akan semakin tinggi.
Dalam penelitian
kombinasi. Hubungan antar variabel yang diteliti dapat berupa hubungan sebab
akibat dan hubungan interaktif, tergantung model kombinasinya. Bila penelitian
kombinasi model sequential explanatory, maka pada tahap awal hubungan variabel
bersifat sebab akibat, dan tahap berikutnya bersifat interaktif. Bila
penelitian kombinasi model sequential exploratory, maka padatahap awal hubungan
variabel bersifat interaktif, dan tahap berikutnya bersifat sebab akibat. Bila
model penelitian kombinasi concurrent, maka hubungan variabel dapat dilihat
sebagai hubungan sebab akibat dan interaktif.
d.
Kemungkinan generalisasi
Pada umumnya penelitian
kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi, (bukan kedalaman)
sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel
yang terbatas. Selanjutnya data yang diteliti adalah data sampel yang diambil
dari populasi tersebut dengan teknik probability sampling (random). Berdasarkan
data dari sampel tersebut, selanjutnya peneliti membuat generalisasi
(kesimpulan sampel diberlakukan ke populasi dimana sampel tersebut diambil).