Minggu, 16 April 2017

Materi Kuliah Metode Penelitian Komunikasi

TABEL 1.1
PERBEDAAN AKSIOMA ANTARA METODE PENELITIAN KUALITATIF KUANTITATIF DAN KOMBINASI
Aksioma Dasar
Metode Kuantitatif
Metode Kualitatif
Metode Kombinasi
Sifat Realitas
Tunggal diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur
Ganda, holistik, dinamis, hasil konstruksi dan pemahaman
Ganda, dapat diklasifikasikan, teramati dan hasil konstruksi makna
Hubungan peneliti dengan yang diteliti
Indenpenden, supaya terbangun obyektivitas
Interaktif dengan sumber data supaya memperoleh makna
Indenpenden dan interaktif dengan sumber data
Hubungan variabel
Sebab - akibat (kausal)
X - Y
Timbal balik/ interaktif/
 X- Y - Z
Sebab akibat dan interaktif
Kemungkinan generalisasi
Cenderung membuat generalisasi
Transferability (hanya mungkin dalam ikatan kontrks dan waktu)
Generalisasi dan transferability
Peranan nilai
Cenderung bebas nilai
Terkait nilai - nilai yang dibawa peneliti dan sumber data
Bebas dan terikat nilai


Dalam penelitian kualitatif  yang  berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau paradigma interpretative, suatu realitas atau obyek tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah kedalam beberapa variabel. Penelitian kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang utuh, dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interpretasi terhadap gejala yang diamati, secara utuh (holistic) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ibarat meneliti performance suatu mobil, peneliti kuantitatif dapat meneliti mesinnya saja, atau bodinya saja, tetapi peneliti kualitatif akan meneliti semua komponen dan hubungan satu dengan yang lain, serta kinerja pada saat mobil dijalankan.

Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya tampak (teramati) tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut. Misalnya melihat ada orang yang sedang memancing, peneliti kuantitatif akan menganggap bahwa mancing itu merupakan kegiatan mencari ikan, sedangkan dalam penelitian kualitatif akan melihat yang lebih dalam mengapa ia memancing. Ia memancing mungkin untuk menghilangkan stress, daripada menganggur, atau mencari teman. Jadi realitas itu merupakan konstruksi atau interpretasi dari pemahaman terhadap semua data yang tampak dilapangan.

Pandangan tentang realitas dalam penelitian kombinasi (mixed methods) merupakan gabungan antara filsafat positivisme dan postpositivisme, dan tergantung pada model desain atau model penelitian kombinasinya. Bila penelitian kombinasi model sequential explanatory, maka pandangan awal terhadap realitas bersifat positivistik dan setelah itu postpositivistik. Bila penelitian kombinasi model sequential exploratory, maka pandangan awal terhadap realitas bersifat postpositivistik dan setelah itu positivistic. Bila penelitian kombinasi bersifat concurrent, maka pandangan terhadap realitas menggunakan gabungan positivisme dan postpositivisme.

b. Hubungan Peneliti dengan yang Diteliti

Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu diluar dirinya, sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat indenpenden. Dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data, maka peneliti kuantitatif hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data. Dalam penelitian kuantitatif peneliti sebagai human instrument dan dengan pengumpulan data participant observation (observasi berperan serta) dan in depth interview (wawancara mendalam), maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data. Dengan demikian peneliti kualitatif harus mengenal betul orang yang memberikan data.
Dalam penelitian kombinasi, hubungan antara peneliti dengan yang diteliti dapat indenpenden dan interaktif.

c. Hubungan antar Variabelp

Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebihbersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel indenpenden dan dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel indenpenden terhadap variabel dependen. Contoh: pengaruh iklan terhadap nilai penjualan, artinya semakin banyak iklan yang ditayangkan maka akan semakin banyak nilai penjualan. Iklan sebagai variabel indenpenden (sebab) dan nilai penjualan sebagai variabel dependen (akibat).

Dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi (reciprocal/interaktif), sehingga tidak diketahui mana variabel indenpenden dan dependennya. Contoh: hungan antara iklan dan nilai penjualan. Dalam hal ini hubungannya interaktif, artinya makin banyak uang yang dikeluarkan untuk iklan maka akan semakin banyak nilai penjualan, tetapi juga sebaliknya makin banyak nilai penjualan maka alokasi dana untuk iklan juga akan semakin tinggi.

Dalam penelitian kombinasi. Hubungan antar variabel yang diteliti dapat berupa hubungan sebab akibat dan hubungan interaktif, tergantung model kombinasinya. Bila penelitian kombinasi model sequential explanatory, maka pada tahap awal hubungan variabel bersifat sebab akibat, dan tahap berikutnya bersifat interaktif. Bila penelitian kombinasi model sequential exploratory, maka padatahap awal hubungan variabel bersifat interaktif, dan tahap berikutnya bersifat sebab akibat. Bila model penelitian kombinasi concurrent, maka hubungan variabel dapat dilihat sebagai hubungan sebab akibat dan interaktif.

d. Kemungkinan generalisasi

Pada umumnya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi, (bukan kedalaman) sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Selanjutnya data yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan teknik probability sampling (random). Berdasarkan data dari sampel tersebut, selanjutnya peneliti membuat generalisasi (kesimpulan sampel diberlakukan ke populasi dimana sampel tersebut diambil).


TABEL 1.1
PERBEDAAN AKSIOMA ANTARA METODE PENELITIAN KUALITATIF KUANTITATIF DAN KOMBINASI
Aksioma Dasar
Metode Kuantitatif
Metode Kualitatif
Metode Kombinasi
Sifat Realitas
Tunggal diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur
Ganda, holistik, dinamis, hasil konstruksi dan pemahaman
Ganda, dapat diklasifikasikan, teramati dan hasil konstruksi makna
Hubungan peneliti dengan yang diteliti
Indenpenden, supaya terbangun obyektivitas
Interaktif dengan sumber data supaya memperoleh makna
Indenpenden dan interaktif dengan sumber data
Hubungan variabel
Sebab - akibat (kausal)
X - Y
Timbal balik/ interaktif/
 X- Y - Z
Sebab akibat dan interaktif
Kemungkinan generalisasi
Cenderung membuat generalisasi
Transferability (hanya mungkin dalam ikatan kontrks dan waktu)
Generalisasi dan transferability
Peranan nilai
Cenderung bebas nilai
Terkait nilai - nilai yang dibawa peneliti dan sumber data
Bebas dan terikat nilai


Dalam penelitian kualitatif  yang  berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau paradigma interpretative, suatu realitas atau obyek tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah kedalam beberapa variabel. Penelitian kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang utuh, dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interpretasi terhadap gejala yang diamati, secara utuh (holistic) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ibarat meneliti performance suatu mobil, peneliti kuantitatif dapat meneliti mesinnya saja, atau bodinya saja, tetapi peneliti kualitatif akan meneliti semua komponen dan hubungan satu dengan yang lain, serta kinerja pada saat mobil dijalankan.

Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya tampak (teramati) tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut. Misalnya melihat ada orang yang sedang memancing, peneliti kuantitatif akan menganggap bahwa mancing itu merupakan kegiatan mencari ikan, sedangkan dalam penelitian kualitatif akan melihat yang lebih dalam mengapa ia memancing. Ia memancing mungkin untuk menghilangkan stress, daripada menganggur, atau mencari teman. Jadi realitas itu merupakan konstruksi atau interpretasi dari pemahaman terhadap semua data yang tampak dilapangan.

Pandangan tentang realitas dalam penelitian kombinasi (mixed methods) merupakan gabungan antara filsafat positivisme dan postpositivisme, dan tergantung pada model desain atau model penelitian kombinasinya. Bila penelitian kombinasi model sequential explanatory, maka pandangan awal terhadap realitas bersifat positivistik dan setelah itu postpositivistik. Bila penelitian kombinasi model sequential exploratory, maka pandangan awal terhadap realitas bersifat postpositivistik dan setelah itu positivistic. Bila penelitian kombinasi bersifat concurrent, maka pandangan terhadap realitas menggunakan gabungan positivisme dan postpositivisme.

b. Hubungan Peneliti dengan yang Diteliti

Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu diluar dirinya, sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat indenpenden. Dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data, maka peneliti kuantitatif hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data. Dalam penelitian kuantitatif peneliti sebagai human instrument dan dengan pengumpulan data participant observation (observasi berperan serta) dan in depth interview (wawancara mendalam), maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data. Dengan demikian peneliti kualitatif harus mengenal betul orang yang memberikan data.
Dalam penelitian kombinasi, hubungan antara peneliti dengan yang diteliti dapat indenpenden dan interaktif.

c. Hubungan antar Variabelp

Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebihbersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel indenpenden dan dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel indenpenden terhadap variabel dependen. Contoh: pengaruh iklan terhadap nilai penjualan, artinya semakin banyak iklan yang ditayangkan maka akan semakin banyak nilai penjualan. Iklan sebagai variabel indenpenden (sebab) dan nilai penjualan sebagai variabel dependen (akibat).

Dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi (reciprocal/interaktif), sehingga tidak diketahui mana variabel indenpenden dan dependennya. Contoh: hungan antara iklan dan nilai penjualan. Dalam hal ini hubungannya interaktif, artinya makin banyak uang yang dikeluarkan untuk iklan maka akan semakin banyak nilai penjualan, tetapi juga sebaliknya makin banyak nilai penjualan maka alokasi dana untuk iklan juga akan semakin tinggi.

Dalam penelitian kombinasi. Hubungan antar variabel yang diteliti dapat berupa hubungan sebab akibat dan hubungan interaktif, tergantung model kombinasinya. Bila penelitian kombinasi model sequential explanatory, maka pada tahap awal hubungan variabel bersifat sebab akibat, dan tahap berikutnya bersifat interaktif. Bila penelitian kombinasi model sequential exploratory, maka padatahap awal hubungan variabel bersifat interaktif, dan tahap berikutnya bersifat sebab akibat. Bila model penelitian kombinasi concurrent, maka hubungan variabel dapat dilihat sebagai hubungan sebab akibat dan interaktif.

d. Kemungkinan generalisasi

Pada umumnya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi, (bukan kedalaman) sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Selanjutnya data yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan teknik probability sampling (random). Berdasarkan data dari sampel tersebut, selanjutnya peneliti membuat generalisasi (kesimpulan sampel diberlakukan ke populasi dimana sampel tersebut diambil).